Rabu, 07 Juli 2010
Kontroversi Bola "Jabulani"
Menurut saya, bola resmi World Cup 2010 ini adalah sumber masalah utama dari minimnya gol dan buruknya permainan sebagian besar tim peserta Piala Dunia tahun ini. Bola resmi di dua edisi sebelumnya, Fevernova di edisi 2002 dan +Teamgeist di edisi 2006 sebenarnya juga selalu menuai kritik sebelum turnamen dimulai dengan satu alasan: terlalu ringan. Kebanyakan yang dirugikan oleh bola yang terlalu ringan adalah pemain berposisi penjaga gawang. Namun nyatanya, di dua perhelatan sebelumnya tim-tim peserta masih mampu menampilkan permainan menarik dan menyajikan gol-gol atraktif dengan bola tersebut. Kritik tersebut mereda secara perlahan setelah turnamen bergulir.
Namun untuk Jabulani, kata 'terlalu ringan' tampaknya nggak cukup untuk menggambarkan betapa liarnya bola ini. Jika Fevernova dan +Teamgeist sangat merugikan para kiper, Jabulani justru berdampak luas dan menjadi mimpi buruk bahkan bagi gelandang maupun penyerang. Nggak percaya? Berikut ini adalah testimonial dari beberapa pemain yang merasakan kerugian secara langsung gara-gara Jabulani, dicuplik dari wiki. Saya ambil beberapa yang lumayan menggelitik:
"Mengerikan, seperti bola biasa yang bisa dibeli di supermarket" Julio Cesar, kiper Brazil.
"Sangat menyedihkan ketika kompetisi sepenting Piala Dunia akan dimainkan dengan bola yang kurang layak" Gianluigi Buffon, kiper Italia
"Saya sudah bermain dengan berbagai macam bola sepanjang karir saya. Beberapa melengkung terlalu jauh, berubah arah, dan bergerak aneh di udara. Tapi yang satu ini benar-benar yang terburuk" Vladimir Stojkovic, kiper Serbia
"Bola ini adalah mimpi buruk bagi kiper. Seorang kiper akan terus memikirkan bagaimana bola ini bergerak sampai tidak bisa tidur dan bagaimana cara yang tepat untuk menghentikannya" Itumeleng Khune, kiper Afrika Selatan
"Ini bola spesial, bisa membuat hidup seorang kiper jadi semakin rumit sehingga semakin banyak gol yang tercipta. Semakin lama mereka membuat pekerjaan kiper semakin sulit" Claudio Bravo, kiper Chile
"Sangat membuat frustasi. Bola itu membuak kami terlihat seperti sekumpulan pelaut mabuk" Daniel Agger, defender Denmark
"Buruk untuk kiper dan buruk untuk kami. Ketika seorang pemain mencoba melakukan umpan silang, bola itu justru bergerak ke arah yang berlawanan dari arah yang dituju. Lebih menyulitkan buat penyerang daripada defender atau kiper" Julio Baptista, gelandang Brazil
"Pemain non kiper juga komplain. Mengecewakan karena Piala Dunia menggunakan bola dengan karakteristik yang aneh" Xavi Hernandez, gelandang Spanyol
"Sangat luar biasa, bola ini seakan tidak mau ditendang. Ketika kita akan menendangnya, bola ini bergerak menjauh. Ini semacam supranatural. Sangat buruk" Luis Fabiano, penyerang Brazil
"Bola ini bencana, juga untuk kami para striker. Ketika crossing datang dan kita akan menyundul bola, bolanya bergerak sampai setengah meter dari perkiraan kita." Giampaolo Pazzini, striker Italia.
"Desainernya pasti nggak pernah main bola. Tapi nggak ada yang bisa kami lakukan, kami harus main dengan bola itu" Robinho, striker Brazil.
"Ini bola terburuk yang pernah dipakai di Piala Dunia. Bola bergerak terlalu cepat dan menyulitkan para pemain untuk mengontrollnya. Untuk kiper ini juga mengerikan karena pergerakan bola selalu liar" Fabio Capello, pelatih Inggris
"Anda bisa lihat dalam pertandingan maupun latihan betapa melengkungnya pergerakan bola. Para kiper sangat tidak senang dengan ini. Seharusnya mereka mendengarkan keluhan dari para kiper top dunia." Sven-Goran Eriksson, pelatih Pantai Gading
See? Terbukti bahwa para pemain sangat kesulitan bermain dengan bola ini. Dari sudut pandang penonton, saya bisa melihat betapa anehnya pergerakan bola ini di lapangan. Begitu banyak shooting yang melayang terlalu tinggi dari gawang karena para pemain gagal melakukan drive pada bola ini. Trik yang seharusnya berfungsi di bola lain justru membuat bola ini terbang tinggi seolah tak punya bobot. Shoot off-goal yang terlalu banyak di sisi lain juga menguntungkan kiper.
Selain itu, keanehan khas bola ini adalah daya lentingnya yang terlalu besar. Setelah memantul, pergerakan bola ini tidak melambat sama sekali malah justru bertambah cepat. Saya sering melihat pemain yang salah memperkirakan tempat jatuh bola setelah memantul, membuat umpan yang seharusnya cantik justru berakhir sia-sia keluar lapangan.
Untuk umpan panjang dan crossing, bola ini juga terlihat tidak nyaman baik bagi pengumpan maupun penerima umpan. Seringkali crossing melayang terlalu tinggi dan tidak terjangkau bagi orang yang dituju. Pemandangan ini sering terjadi di seluruh pertandingan. Tidak heran kalau sangat sedikit gol yang tercipta dari skema crossing. Sangat sulit untuk memperagakan umpan-umpan pendek dengan bola yang bergerak liar seperti ini. Karena itu, banyak tim yang frustasi akhirnya hanya mengandalkan umpan-umpan panjang, yang kenyataannya sama nggak efisiennya. Akhirnya permainan jadi sangat monoton dan minim gol. Di sisi lain, ternyata bola ini juga sukses mempecundangi para kiper dengan pergerakan liarnya. Dua diantaranya berbuah gol lewat blunder Robert Green dan Rais M'Bolhi. Terima kasih banyak buat Jabulani, yang saya nobatkan sebagai 'pembunuh' teratas Piala Dunia kali ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Aldi
- nama asliku Rizaldi Nur M. seringnya di panggil Aldi, pingin tau aku ? kunjungi FB q ajaah klik disini
0 komentar:
Posting Komentar