Banyak orang yang berdoa melakukan perbuatan yang menyebabkan doa mereka
ditolak dan tidak dikabulkan, karena kebodohan mereka tentang
syarat-syarat doa, padahal apabila tidak terpenuhi salah satu syarat
tersebut, maka doa tersebut tidak dikabulkan. Adapun syarat-syarat yang
terpenting antara lain.
[1]. Ikhlas
Sebagaimana firman Allah.
"Artinya : Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya". [Ghafir : 14]
Ibnu Katsir mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan berdoa
hendaknya dengan ikhlas serta menyelisihi orang-orang musyrik dalam cara
dan madzhab mereka.[Tafsir Ibnu Katsir 4/73]
Dari Abdurrahman bin Yazid bahwa dia berkata bahwasanya Ar-Rabii' datang
kepada 'Alqamah pada hari Jum'at dan jika saya tidak ada dia memberikan
kabar kepada saya, lalu 'Alqamah bertemu dengan saya dan berkata :
Bagaimana pendapatmu tentang apa yang dibawa oleh Rabii'.? Dia menjawab :
"Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan ? Karena Allah
tidak menerima doa kecuali yang ikhlas". Saya berkata : Bukankah itu telah
dikatakannya ? Dia berkata : Abdullah mengatakan bahwa Allah tidak
mendengar doa seseorang yang berdoa karena sum'ah, riya' dan main-main
tetapi Allah menerima orang yang berdoa dengan ikhlas dari lubuk hatinya".
[Imam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad 2/65 No. 606. Dishahihkan sanadnya
oleh Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad No. 473. Nakhilah maksudnya
adalah iikhlas, Masma' adalah orang yang beramal untuk dipuji atu tenar].
Termasuk syarat terkabulnya doa adalah tidak beribadah dan tidak berdoa
kecuali kepada Allah. Jika seseorang menujukan sebagian ibadah kepada
selain Allah baik kepada para Nabi atau para wali seperti mengajukan
permohonan kepada mereka, maka doanya tidak terkabulkan dan nanti
diakhirat termasuk orang-orang yang merugi serta kekal di dalam Neraka
Jahim bila dia meninggal sebelum bertaubat.
[2] & [3]. Tidak Berdoa Untuk Sesuatu Dosa atau Memutuskan Silaturrahmi
Dari Abu Said bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
"Artinya : Apabila seorang muslim berdoa dan tidak memohon suatu yang
berdosa atau pemutusan kerabat kecuali akan diakabulkan oleh Allah salah
satu dari tiga ; Akan dikabulkan doanya atau ditunda untuk simpanan di
akhirat atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya".[Musnad Ahmad 3/18. Imam Al-Mundziri mengatakannya Jayyid (bagus) Targhib
2/478].
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud "tidak berdoa untuk suatu yang berdosa" artinya berdoa untuk kemaksiatan suatu contoh : "Ya Allah takdirkan aku
untuk bisa membunuh si fulan", sementara si fulan itu tidak berhak dibunuh
atau "Ya Allah berilah aku rizki untuk bisa minum khamer" atau "Ya Allah
pertemukanlah aku dengan seorang wanita untuk berzina". Atau berdoa untuk
memutuskan silaturrahmi suatu contoh : "Ya Allah jauhkanlah aku dari bapak
dan ibuku serta saudaraku" atau doa semisalnya. Doa tersebut pengkhususan
terhadap yang umum. Imam Al-Jazri berkata bahwa memutuskan silaturahmi
bisa berupa tidak saling menyapa, saling menghalangi dan tidak berbuat
baik dengan semua kerabat dan keluarga.
[4]. Hendaknya Makanan dan Pakaian dari yang Halal dan Bagus
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam menyebutkan :
"Artinya : Seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian
mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa : Ya Rabbi,
ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram
dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa
terkabulkan.?" [Shahih Muslim, kitab Zakat bab Qabulus Sadaqah 3/85-86].
Imam An-Nawawi berkata bahwa yang dimaksud lama bepergian dalam rangka
beribadah kepada Allah seperti haji, ziarah, bersilaturrahmi dan yang
lainnya.
Pada zaman sekarang ini berapa banyak orang yang mengkonsumsi makanan,
minuman dan pakaian yang haram baik dari harta riba, perjudian atau harta
suap yang yang lainnya. [Syarh Shahih Muslim 7/100].
Ahli Syair berkata.
"Kita berdoa dan menyangka doa terangkat padahal dosa menghadangnya lalu
doa tersebut kembali. Bagaimana doa kita bisa sampai sementara dosa kita
menghadang di jalannya". [Al-Azhiyah dalam Ahkamil Ad'iyah hal. 141].
[5]. Tidak Tergesa-gesa Dalam Menunggu Terkabulnya Doa
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Akan dikabulkan permintaan seseorang di antara kamu, selagi
tidak tergesa-gesa, yaitu mengatakan : Saya telah berdoa tetapi belum
dikabulkan". [Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat 7/153. Shahih Muslim, kitab Do'a wa
Dzikir 8/87]
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : Yang dimaksud dengan sabda Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam : "Saya berdoa tetapi tidak dikabulkan", Ibnu Baththaal berkata bahwa seseorang bosan berdoa lalu meninggalkannya,
seakan-akan mengungkit-ungkit dalam doanya atau mungkin dia berdoa dengan
baik sesuai dengan syaratnya, tetapi bersikap bakhil dalam doanya dan
menyangka Alllah tidak mampu mengabulkan doanya, padahal Dia dzat Yang
Maha Mengabulkan doa dan tidak pernah habis pemberian-Nya. [Fathul Bari 11/145].
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa Imam Al-Madzhari berkata :
Barangsiapa yang bosan dalam berdoa, maka doanya tidak terkabulkan sebab
doa adalah ibadah baik dikabulkan atau tidak, seharusnya seseorang tidak
boleh bosan beribadah. Tertundanya permohonan boleh jadi belum waktunya
doa tersebut dikabulkan karena segala sesuatu telah ditetapkan waktu
terjadinya, sehingga segala sesuatu yang belum waktunya tidak akan mungkin
terjadi, atau boleh jadi permohonan tersebut tidak terkabulkan dengan
tujuan Allah mengganti doa tersebut dengan pahala, atau boleh jadi doa
tersebut tertunda pengabulannya agar orang tersebut rajin berdoa sebab
Allah sangat senang terhadap orang yang rajin berdoa karena doa
memperlihatkan sikap rendah diri, menyerah dan merasa membutuhkan Allah.
Orang sering mengetuk pintu akan segera dibukakan pintu dan begitu pula
orang yang sering berdoa akan segera dikabulkan doanya. Maka seharusnya
setiap kaum Muslimin tidak boleh meninggalkan berdoa. [Mir'atul Mafatih 7/349].
Syubhat
Allah berfirman.
"Artinya : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (Ghafir : 60).
Banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan, kalau seandainya ayat
tersebut sesuai dengan zhahirnya pasti tidak mungkin doa tersebut ditolak.
Hafizh Ibnu Hajar menjawab bahwa setiap orang yang berdoa pasti
terkabulkan tetapi dengan bentuk pengkabulan yang berbeda-beda, terkadang
apa yang diminta terkabulkan, atau terkadang diganti dengan sesuatu
pemberian lain, sebagaimana hadits dari 'Ubadah bin Shamit bahwasanya Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu
permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan
daripadanya keburukan yang semisalnya". [Fathul Bari 11/98].
[6] &[ 7] Hendaknya Berdoa dengan Hati yang Khusyu' dan Yakin bahwa Doanya Pasti
akan Dikabulkan
Dari Abdullah bin Amr bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
"Artinya : Hati itu laksana wadah dan sebahagian wadah ada yang lebih
besar dari yang lainnya, maka apabila kalian memohon kepada Allah, maka
mohonlah kepada-Nya sedangkan kamu merasa yakin akan dikabulkan karena
sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai". [Musnad Ahmad 2/177, Mundziri dalam kitab Targhib 2/478, Al-Haitsami dalam
Majma Zawaid 10/148]
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi : " dan kalian yakin akan dikabulkan", adalah pengharusan artinya berdoalah sementara kalian bersikap dengan
sifat yang menjadi penyebab terkabulnya doa. Imam Al-Madzhari berkata
bahwa hendaknya orang yang bedoa merasa yakin bahwa Allah akan mengabulkan
doanya sebab sebuah doa tertolak mungkin disebabkan yang diminta tidak
mampu mengabulkan atau tidak ada sifat dermawan atau tidak mendengar
terhadap doa tersebut, sementara kesemuanya sangat tidak layak menjadi
sifat Allah. Allah adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Maha Tahu dan Maha Kuasa
yang tidak menghalangi doa hamba-Nya. Jika seorang hamba tahu bahwa Allah
tidak mungkin menghalangi doa hamba-Nya, maka seharusnya kita berdoa
kepada Allah dan merasa yakin bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah.
Seandainya ada orang yang mengatakan bahwa kita dianjurkan agar kita
selalu yakin bahwa doa kita akan terkabulkan dan keyakinan itu akan muncul
jika doa pasti dikabulkan, sementara kita melihat sebagian orang terkabul
doanya dan sebagian yang lainnya tidak terkabulkan, bagaimana kita bisa
yakin ?
Jawab.
Orang yang berdoa pasti terkabulkan dan pemintaannya pasti diberikan
kecuali bila dalam catatan azali Allah doa tersebut tidak mungkin
dikabulkan akan tetapi dia akan dihindarkan oleh Allah dari musibah
semisalnya dengan permohonan yang dia minta sebagaimana yang telah
disebutkan dalam hadits. Atau diberi ganti yang berupa pahala dan derajat
di akhirat. Karena doa adalah ibadah dan barangsiapa yang beribadah dengan
baik, maka tidak mungkin akan dihalangi dari pahala.
Yang dimaksud dengan sabda Nabi : "dari hati yang lalai" adalah hati yang berpaling dari Allah atau berpaling dari yang dimintanya. [Mir'atul Mafatih 7/360-361].
Minggu, 27 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Aldi
- nama asliku Rizaldi Nur M. seringnya di panggil Aldi, pingin tau aku ? kunjungi FB q ajaah klik disini
0 komentar:
Posting Komentar